Tuhanpun Ikut Bingung

• Oleh : Sholichul Hadi
• Harga : Rp.
• Rabat : 20 %
• Penerbit : Aura
• Cover : Soft
• Isi : HVS, 146 hlm
• Ukuran : 120 x 180 mm
• Berat : 150 gr
• Tahun : 2005
• ISBN : 9797710009, 9789797710002


Keterangan

Kalimat diatas merupakan salah satu judul buku karya Sholichul Hadi yang diterbitkan pada tahun 2005 oleh penerbit Aura. Buku ini banyak membahas masalah-nasalah yang dialami para remaja saat ini misalnya nge-drak, pacaran, free sex, mode, pesta dll. Namun disini saya tak akan menceritakan kembali atau mengulas tenang buku ini, hanya saja ada beberapa kalimat yang membuat saya kurang sreg dengan buku ini.
Sebenarnya saya sendiri kurang paham dengan penciptaan buku ini. Apa memang merupakan wujud keprihatinnan terhadap kondisi remaja yang kata penulis carut-marut, atau ingin memberikan peringatan terhadap remaja akan keadaan ini. Silahkan saja jika memang demikian. Namun seperi apa yang sebelumnya saya katakan ada beberapa kalimat yang saya kurang sepakat dengan tulisan ini. Misalkan saja:
Pada tulisan yang berjudul dugem ada sebuah kalimat “tontonan dan segala macam hiburan yang menggairahkan tersaji dalam dugem, dandanan yang syur, seksi, dan bahkan setengah bugil pun bisa dinikmati dengan mata telanjang. Pokoknya semuanya bikin birahi dan konak ‘on!’.(hal 7)”.
Di judul lain [cinta dan pacaran]Ada pula kalimat lain yang setipe “...mereka suka pamer perhiasan, pamer kecantikan, bahkan pamer keseksian dan kemolekan tubuhnya yang sangat menggiurkan. Sehingga laki-laki yang tak kuat iman pun akan mudah tergoda”.
Dihalaman berikutnya juga diungkapkan HR. Bukhari yang mengungkapkan bahwa “tak ada satu cobaan sepeninggalanku yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yang melebihi bahayanya, cobaan yang berhubungan dengan soal wanita.
Di judul selanjutnya [free sex dan kumpul kebo] diungkapkan lagi HR. Muslim “ sesungguhnya dunia ini sangat manis, Allah menyerahkan pada kamu untuk melihat bagaimana kamu berbuat, karena itu berhati-hatilah pada wanita. Sesungguhnya fitnah pertama Bani Israil terjadi karena wanita”.
Kenapa saya kurang sreg dengan kalimat-kalimat diatas? Pada kalimat yang pertama sampai keempat, sering kali yang menjadi pokok permasalah adalah perempuan dan yang dipersalahkan juga wanita. Jika kita mau melihat secara detail banyak juga laki-laki yang yang dalam kesehariannya setengah telanjang, mereka mempertontonkan aurat, mengapa jarang bahkan tak ada yang menyalahkan mereka. Yang namanya wanita pakai baju tertutup atau terbuka tetap saja keliatan cantik dan juga seksi. Siapa yang akan menjamin bahwa orang berjilbab tak akan digoda laki-laki?
Wanita menjadi penggoda? Mengapa selama ini sampai ada image yang demikian? Sebenarnya siapa yang membuat image demikian? Laki-laki. Jika ada seorang laki-laki bertemu dengan seorang wanita, siapa si yang biasa lebih dulu menggoda? Laki-laki bukan? Dan jika seorang laki-laki tergoda dengan kecantikan wanita itu, kenapa si, kita mesti menyalahkan wanita itu karena telah memicu syahwatnya? Kenapa bukan menyalahkan Tuhan yang menciptakan wanita secantik ini.
Apalagi dalam HR. Buhari diatas yang mengatakan bahwa wanita merupakan bahaya paling bahaya laki-laki. Apa ia demikian. Padahal, siapa si yang mempunyai potensi lebih untuk mengancam, siapa yang bisa melakukan pemerkosaan? Tentunya laki-laki. Dan jika mau seimbang, semua [wanita/laki-laki] berpotensi untuk menjadi ancaman. Jika hadis tersebut memang benar, kenapa masih ada laki-laki yang mau menikah dengan wanita dan mengapa ngga sekalian aja jauh-jauh dari wanita. Apa lagi dihadist selanjutnya wanita lagi-lagi dijadiin kambing hitam. Wanita penyebab fitnah. Ah, munafik kalian!
Terakhir, saya hanya ingin mengungkapkan kegelisahan selama ini. Kita, baik wanita maupun laki-laki mempunyai kedudukan sama dimata Tuhan. Dan sama-sama berpotensi untuk berbuat buruk ataupun baik. Jika selama ini masih banyak yang menggunakan teks-teks yang demikian, saya pikir itu merupakan bentuk pelarian tanggung jawab laki-laki.

Sumber:Tuhan pun Ikut Bingung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur'an

Sebuah Perjalanan--BPu

Kungkung si Katak Kecil--BPu