Menjadi Bijak & Bijaksana

● Harga: Rp. 100.000
● Kondisi: BARU
● Rabat: 20 %
● Bayar: Rp. 80.000
● Oleh: Ibnu Basyar
● Penerbit: Gema Insani Press, Jakarta
● Binding: Hard cover
● Kertas, Isi: HVS; 386 hlm
● Ukuran: 155 x 235 mm
● Berat: 700 gr
● Tahun: 2016
● ISBN: 978-602-250-302-6
● Judul: Menjadi Bijak & Bijaksana

Keterangan

"Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai hal berarti memiliki pikiran yang baik. Seseorang yang memiliki pikiran yang baik
akan mendapat kenikmatan hidup."

(Bediuzzaman Said Nursi)

Dalam hidup ini, Allah Azza wa Jalla menghendaki segala sesuatu dengan perbedaannya masing-masing. Ada laki-laki dan perempuan, siang
dan malam, muda dan tua, kaya dan miskin, sakit dan sehat, tawa dan tangis, bahagia dan sedih, berhasil dan gagal, dan lain sebagainya.
Semua yang diciptakan-Nya dan apapun yang diberikan untuk kita merupakan wujud cinta kasih-Nya. Apa yang menurut manusia baik, belum
tentu baik pula bagi Allah dan begitu sebaliknya.

Tidak selamanya hidup ini seperti apa yang kita harapkan. Terkadang berbagai masalah dan kesulitan menghimpit rasa tak berkesudahan.
Melihat hikmah di balik segelap-gelapnya keadaan adalah jendela kesejukan jiwa yang tersembunyi di balik kesulitan. Hikmah adalah
mutiara yang tercecer, serupa butiran pasir di tepian pantai. Namun, sesuatu yang berharga itu acapkali kita abaikan. Andai saja kita
mau sejenak membuka telinga, mata, dan hati untuk benar-benar mendengar dan melihat ke sekeliling kita. Sungguh akan kita temukan
pendaran pelangi hikmah kehidupan yang begitu indah dan memesona untuk diresapi.

Hal inilah yang menggerakkan Ibnu Basyar untuk menulis 149 kisah zaman Nabi dan masa kini, yang bersumber dari media sosial maupun dari
cerita mulut ke mulut. Tentunya sarat akan hikmah dan pesan moral yang mampu menggugah hati, bahkan melecutkan kembali keimanan yang
sempat rapuh. Buku Menjadi Bijak dan Bijaksana ini diterbitkan khusus dalam edisi luks. Edisi khusus ini merupakan gabungan
antara dua buku karya Ibnu Basyar yang telah diterbitkan sebelumnya, yaitu buku Mengisi Hati di Lorong Kehidupan edisi satu dan
dua. Khusus edisi luks ini, selain tergabungnya dua buku menjadi satu, juga ditambahkan untaian hikmah pada akhir cerita. Berbeda halnya
dengan dua edisi terdahulu yang tidak mencantumkan kolom hikmah di akhir kisahnya.

Dalam buku ini, tetap mengawali kisahnya dengan Hadits Riwayat sebagai pembuka yang terkait dengan ceritanya. Gaya bahasa dalam
penuturan di buku ini, juga tetap dipertahankan semenarik mungkin. Penuturan kisah-kisahnya tidak membosankan pembaca, Sebab, dibuat
seringkas mungkin, namun tetap jelas dan langsung pada inti cerita. Selain itu, pada edisi luks ini juga tetap menyematkan ulasan serta
kajian ayat Al-Qur'an di beberapa bab.

Berkisah tentang seorang tukang kayu yang gelisah dan bermuram durja ketika menjelang tidur di suatu malam. Tubuhnya berkeringat dan
gemetar. Ini berawal dari sebuah kabar yang baru ia ketahui mengenai hukuman mati dari raja yang ditimpakan padanya. Entah apa yang jadi
penyebab. Malam itu, si tukang kayu amat resah mengetahui esok adalah hari kematiannya. Istrinya menyuruh untuk tetap tenang dan percaya
pada kuasa Allah. Belum tentu esok ia akan mati di tangan raja itu. Banyak pintu kemudahan yang Allah siapkan. Awalnya, si tukang kayu
tetap ketakutan, tetapi perkataan istrinya itu perlahan menimbulkan ketenangan di hati. Akhirnya ia tertidur pulas.

Pagi pun menjelang, tiba-tiba pengawal kerajaan datang ke rumah tukang kayu. Bersama istrinya, ia menemui pengawal itu di balik pintu.
Keringat bercucuran dan tubuhnya gemetaran. Tukang kayu itu berpikir prasangka semalam benar adanya. Hari ini hukuman itu akan ia
terima. Namun, pengawal kerajaan tersebut menyuruhnya segera membuat peti mati untuk sang raja yang telah wafat. Lantas, sirnalah segala
keresahan di hatinya. Sang raja lebih dulu kembali ke pangkuan Illahi. Dengan begitu, ia batal dihukum mati. Senyum tersungging
di bibirnya. Mata si tukang kayu berbinar penuh syukur saat menatap istrinya yang telah meyakinkan semalam.

Kisah tersebut merupakan salah satu cerita yang termuat dalam buku Menjadi Bijak dan Bijaksana. Melalui kisah ini, Ibnu Basyar
ingin membagi hikmah bahwa keresahan dan kegelisahan hanya akan menghakimi hari-hari kita yang sebenarnya indah. Oleh sebab rasa takut,
kita melupakan Allah yang sesungguhnya memiliki kehendak terbaik. Allah menyediakan berbagai pintu sebagai jalan keluar ketika satu
pintu tertutup membuntukan langkah kita. Berpikir positif akan membuahkan kebijaksanaan dalam hati meski permasalahan hidup menghampiri.
Serahkan semuanya hanya kepada Allah Azza wa Jalla.

Buku Menjadi Bijak dan Bijaksana ini, hadir untuk menjawab kerinduan dari hati yang membutuhkan siraman hikmah. Kisah-kisah
kebaikan yang ada di buku ini dapat memberikan pencerahan dan keteladanan bagi pembacanya. Yuk, belajar bersikap bijak melalui buku
Menjadi Bijak dan Bijaksana!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur'an

Sebuah Perjalanan--BPu

Kungkung si Katak Kecil--BPu