Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian

● Harga: Rp. 35.000
● Rabat: 20 %
● Oleh: Iain Adamson
● Judul Asli: Mirza Ghulam Ahmad u Qadian
● Penerjemah: H Suhardi Madyohartono, BA
● Penerbit: Pustaka Marwa, Yogyakarta
● Binding: Soft cover
● Kertas, Isi: HVS, 257 hlm
● Ukuran: 150 x 230 mm
● Berat: 300 gr
● Tahun: 2010
● ISBN: 978-602-8316-04-0
● Judul: Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian

Keterangan

Mirza Ghulam Ahmad adalah pendiri jemaat Ahmadiyah yang lahir pada 13 Februari 1835 M di desa Qadian, berkebangsaan Moghul. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad menyatakan bahwa dirinya adalah Guru Yang Memperoleh Petunjuk (the Guided Teacher) yang kedatangannya telah dikabarkan. Juga diwahyukan kepadanya bahwa ia adalah Al-Masih yang dijanjikan, yang kedatangannya telah dinubuwatkan tidaka hanya dalam Islam, Kristen dan Yahudi, tetapi juga di dalam agama-agama besar seperti Hindu, Budha, dan Sikh. Tugas beliau adalah membangkitkan Islam dan kemudian menyatukan semua agama dalam naungan Islam.
Gerakan Ahmadiyah dalam Islam dipandang sebagai salah satu kekuatan keagamaan yang kokoh di dunia. Dalam menyambut seabad Gerakan Ahmadiyah dalam Islam Biografi ini ikut memperingati perikehidupan, wahyu-wahyu, dan mukjiat-mukjizat Masih Mau'ud. Termasuk penemuan makan Yesus di Kashmir. Biografi ini juga menguji interpretasi Al-Qur'an yang menubuwatkan kedatangan Masih Mau'ud dan pandangan para ulama Islam semejak berabad-abad.
Buku Mirza Ghulam Ahmad of Qadian merupakan karya seorang novelis non Ahmadi, non-Muslim, bahkan seorang Kristen, yakni Iain Adamson. Dengan narasinya, Adamson menyampaikan keutamaan dan keluhuran budi pada diri Mirza ditulis kalangan jemaat Ahmadiyah sendiri. Tuturannya mengenai Mirza Ghulam Ahmad dikemas dengan gaya sastranya yang apik, seolah kita disuguhkan pada sebuah film.
Buku ini memberikan latar historis yang sangat baik dan utuh tentang sosok pendiri jemaat Ahmadiyah dan peran-peran yang sudah dilakukan untuk memajukan kebangkitan Islam. Tentu ada perbedaan, tapi perbedaan tersebut harus dihadapi dengan menggunakan kacamata toleransi, yang didalamnya ada elemen pengakuan, penghormatan dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Daftar Isi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fathur Rahman li Thalibi Ayatil-Qur'an

Sebuah Perjalanan--BPu

Kungkung si Katak Kecil--BPu